Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 03 November 2016

MEDIA PEMBELAJARAN PETA KONSEP DAN MIND MAPPING

MEDIA PEMBELAJARAN PETA KONSEP DAN MIND MAPPING


PETA KONSEP
        Peta konsep diartikan sebagai media yang digunakan untuk menyatakan hubungan yang memiliki makna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi (Dahar dalam Septiana, 1996:150).  Peta konsep memiliki beberapa macam yaitu:
      1.    Pohon jaringan, dalam konsep ini ide-ide pokok yang dibuat dalam bentuk persegi atau bentuk yang lain, sedangkan beberapa kata yang lain dituliskan pada garis-garis penghubung.
      2.   Rantai kejadian dapat digunakan untuk memberikan urutan kejadian, langkah prosedur, atau tahapan proses.
      3.   Peta konsep siklus, rangkaian kejadian tidak menghasilkan hal yang final. Kejadian yang terakhir dalam rantai ini akan berhubung kembali ke kejadian awal dan Peta konsep laba-laba yang digunakan untuk curah pendapat ide-ide yang dimulai dari ide sentral. (Nur, 2000b).
Peta konsep digunakan apabila materi-materi yang akan dijelaskan oleh guru cakupannya luas dan banyak. Dengan menggunakan media pembelajaran peta konsep ini diharapkan guru dapat dengan mudah menjelaskan materi kepada siswa, dan dapat meminimalisir biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan media, dikarenakan pembuatannya hanya menggunakan biaya yang sedikit. Tapi apabila guru kurang kreatif dalam menyusun peta konsep hal ini akan berdampak pada pembuatan peta konsep yang membutuhkan waktu yang lama dalam penyusunannya serta akan menjadi ‘hal’ yang biasa saja di mata siswa.
Menurut Novak dan Canas dalam Priyambodo, dkk menyatakan bahwa peta konsep yang baik adalah peta konsep yang menunjukkan suatu hirarki dan organisasi yang tepat, menggunakan kalimat penghubung yang sederhana namun bermakna dan menarik peserta didik. Dalam pembuatan peta konsep juga perlu diperhatikan tentang warna yang dipakai serta ketepatan materi.

Review:


Gambar diatas merupakan salah satu media pembelajaran yang telah saya buat yaitu media pembelajaran peta konsep. Seperti hal media-media yang sebelumnya sudah saya jelaskan bahwa, media ini mengacu pada kompetensi dasar mata pelajaran sejarah kurikulum 2013 jenjang SMK tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia.
Media pembelajaran peta konsep yang saya buat, menurut saya dalam hal judul sudah jelas, karena mengunakan huruf kapital dan besar, dan seharusnya dapat dijangkau oleh semua siswa yang berada di kelas. Dalam media ini saya memberikan menekanan dua dimensi agar media ini lebih menarik serta dapat dirasa bahwa tulisan itu timbul. Tulisan yang saya pakai hampir semua menggunakan huruf kapital dan tegak, tapi ada beberapa tulisan yang miring, sebenarnya tidak ada indikasi untuk menulis dengan huruf miring. Dalam peta konsep ini saya membahas dua konsep tentang proses masuk Hindu-Buddha serta pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia yang meliputi bidang politik dan pemerintahan, bidang sosial, bidang budaya, dan bidang ilmu pengetahuan.
Pada segi pemilihan warna saya menggunakan warna pada bagian belakang yang menimbulkan kesan timbul pada tulisan, konsep-konsep saya warna hijau, sub-sub konsep ada yang berwarna biru dan merah. Kelemahan dalam media ini terletak pada proses masuk yang sub-konsep agama Buddha yang tidak diberikan penjelasan singkat masuknya dengan proses apa, seperti halnya agama Hindu yang melalui empat teori yaitu teori waisay, teori ksatria, teori brahmana, dan teori arus balik.

MIND MAPPING
            Mind mapping menurut Jensen dan Makowitz dalam Syahidah (2015) merupakan teknik visualisasi verbal ke dalam gambar yang dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Mind mapping agar menarik dapat dibuat dengan menggunakan manual artinya dengan tulisan tangan yang dimana dapat dikombinasikan mengguankan warna yang kontras dengan alas, contohnya kertas yang digunakan berwarna puti dapat menggunakan warna-warna terang maupun warna gelap untuk memberikan kesan yang menarik. Dalam mind mapping dapat juga menggunakan gambar untuk menunjukkan salah satu konsepnya, serta juga penggunaan garis. Dengan begini dapat diartikan bahwa mind mapping yang dibuat dengan kreatif dapat meningkatkan minat peserta didik untuk belajar.
            Ada beberapa ahli yang mengemukakan tentang cara membuat min mapping salah satunya Deporter dan Hernacki yang dikutip oleh Rahayu (2014) sebagai berikut:  
      1.      Menuliskan gagasan utama ditengah-tengah kertas dan dilingkupi dengan bentuk bangunan antara lain lingkaran dan persegi.
      2.  Membuat cabang yang keluar dari pusat untuk setiap gagasan utama menggunakan warna yang berbeda,
      3.    Menuliskan kata kunci pada tiap cabang dan dikembangkan secara detail/
      Menambahkan simbol-simbol atau ilustrasi yang sesuai dengan materi untuk mendapatkan ingatan yang lebih baik.
Mereka juga mengemukakan tentang manfaat mind mapping yaitu, fleksibel yang diartikan mudah menambahkan materi di tempat yang sesuai, dapat memusatkan perhatian pada gagasan-gagasan, meningkatkan pemahaman, dan juga menyenangkan, sebab tidak membatasi imajinasi dan kreativitas.
Untuk membuat mind mapping dengan menggunakan kertas, maka sebaiknya menggunakan dua atau lebih kertas contohnya kertas manila agar yang yang akan disampaikan termuat semua serta tulisan yang telah dibuat dapat menggunakan huruf kapital dan besar sehingga peserta didik yang duduk di meja paling belakang juga dapat melihat. Serta menggunakan spiol warna yang tebal dan cerah untuk menulis atau menggambar ilustrasi yang sesuai dengan materi.

Review:

Gambar diatas merupakan hasil kerja saya tentang media mind mapping. Mind mapping saya buat merupakan pengembangan dari peta konsep yang ada diatas. Dalam media ini masih banyak terdapat kekurangan. Tulisan yang saya buakan memang sudah menggunakan huruf kapital dan besar, tapi karena kertas manila ini tidak adan garis batas dapat dilihat bahwa ukuran tulisan beragam, ada yang besar dan kecil contohnya pada kata-kata ‘AGAMA DAN KEBUDAYAAN HINDU-BUDDHA...’ pada tulisan AGAMA yang lebih besar hurufnya yaitu ‘AG’.
Pemilihan warna menurut saya sudah cukup baik, dalam hal ini saya menggunakan beberapa warna pada garis penghubung maupun pada tulisan. Seperti warna garis hitam menunujukkan membagian konsep, lalu warna merah menunjukkan sub-sub konsep, warna hijau untuk menunjukkan pembagian sub-sub konsep dan sebagainya. Kekurangan media mind mapping dari segi warna ini juga terlihat dari beberapa tulisan yang menggunkan spidol warna yang kurang tajam dan gelap, jadi terlihat kabur karna latar belakang kertas utama yang dipake berwarna putih. Lalu kekurangannya juga mind mapping ini sama sekali tidak menggunakan gambar pendukung materi untuk memudahkan penjelasan. Dan ada beberapa tulisan yang spasi satu sama lain kurang berjarak sehingga terlihat seperti bergabung atau dalam bahasa Jawanya “nerecel”.

Sumber:



0 komentar:

Posting Komentar